--> Skip to main content

JAVA LA GRANDE

Sebuah Manipulasi Sejarah Pulau Jawa
( Kajian Seri Ramadhan No. 05 )

Oleh: Yeddi Aprian Syakh Al-Athas

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Kali ini izinkan saya berbagi tentang apa yang saya baca dari Buku “Was Australia Charted Before 1606? The Java La Grande Inscription” yg ditulis oleh R. Richardson.

Ba’da shalat dzuhur siang ini iseng-iseng saya membaca buku berjudul “Was Australia Charter Before 1606: Java La Grande Inscriptions” yg ditulis oleh R. Richardson yg ternyata dalam buku tersebut disebutkan sbb:

“Tiga inskripsi tentang Java La Grande yakni: Inskripsi Quabefequiefce, Inskripsi Haure de Sylla/Cap dan Inskripsi Gao telah salah mengidentifikasi duplikat sketsa peta daratan bagian selatan Pulau Jawa yg dibuat oleh Portugis versi paling awal. Para kartografer saat itu kesulitan mengidentifikasi Peta Java Major dan Java Minor yg dibuat oleh Marcopolo. Java Minor bukanlah Pulau Sumatera dan Java Major bukanlah Pulau Jawa yang kita kenal saat ini. Yang sebenarnya adalah bahwa yg disebut sebagai IAVE/JAVA atau PETITE IAVE/JAVA PETITE atau JAVA MINOR adalah Pulau Jawa yg kita kenal saat ini dan yg disebut sebagai JAVA MAJOR adalah JAVA LE GRANDE yakni sebuah daratan besar yg berada di bagian selatan Pulau Jawa saat ini.”

Buku berjudul “Was Australia Charter Before 1606: Java La Grande Inscriptions” yg ditulis oleh R. Richardson ternyata juga menyebutkan,

“Java La Grande, sebuah daratan besar yg ada di bagian selatan Pulau Jawa saat ini, awalnya bernama ‘Terre de Lucar’ yg merupakan sebuah versi pengaburan nama dari nama asli yg dibuat oleh Marcopolo yakni ‘Terre de Lucach’ yg seharusnya memiliki arti “Pantai Selatan” (Terre berarti “Selatan” dan Lucach berarti “Pantai”).”

Selain itu buku tersebut juga menyebutkan,
“Nama Gunung Salmedia dan Gunung Rio Mamora sengaja dihilangkan dari Peta Java La Grande, karena nama asli kedua gunung tersebut adalah Gunung Slamet dan Gunung Mahameru.”

What ...??? 😱😱😱

Ternyata menurut buku tersebut, Gunung Mahameru justru berada di Pulau Java La Grande yg disebut oleh Marcopolo sebagai Pulau Java Major, padahal selama ini kita mengetahui dari banyak literatur bahwa Gunung Mahameru itu adanya di India sana.

Dalam buku tersebut, juga disebutkan bahwa JAVA LA GRANDE dalam Bahasa China disebut sebagai ‘Pulau HAINAN’ yg juga merupakan pengaburan sejarah dari nama yg sebenarnya yakni ‘Pulau NANHAI’ yg berarti “Negeri Selatan”, memiliki kemiripan dengan arti ‘Terre de Lucach’ (nama awal Java La Grande) yg memiliki arti “Pantai Selatan”.

Pulau NAN-HAI —> dikaburkan menjadi HAI-NAN.

Pertanyaannya:
“Dimanakah gerangan Pulau JAVA LA GRANDE sekarang yg jejaknya sama sekali tidak ditemukan seakan hilang ditelan bumi (Sirna Ilang Kertaning Bumi)?”

Apakah JAVA LA GRANDE adalah Negara PAJAJARAN yg dimaksud dalam “Uga Wangsit Siliwangi” yg menyatakan :

"Semenjak hari ini, PAJAJARAN hilang dari alam nyata, Hilang kotanya, hilang negaranya. PAJAJARAN tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali."

Ataukah JAVA LA GRANDE ini adalah Negara MAJAPAHIT yg hilang karena Gempa Bumi?

Naskah “Ken Arok” yang ditemukan oleh Mr. Friederich sebagaimana disebutkan pada halaman 21 buku “Verhandelingen van Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, deel XXII” bahwa Kerajaan Majapahit pada tahun 1403 Saka (1481 M), hancur oleh gempa bumi, hancur tanpa wujud yang tersisa.

TERRE de LUCACH (nama awal JAVA LA GRANDE) bermakna “Pantai Selatan”.

NAN-HAI bermakna “Negeri Selatan”.

Pada Tahun 671 Masehi, seorang Pendeta Tiongkok yang melakukan pengembaraan selama 25 tahun dari Canton ke Nalanda melalui Sriwijaya, menyebut Nusantara dengan sebutan ‘NAN-HAI’ sebagaimana ditulisnya dalam buku berjudul “Nan-Hai-Chi-Kuei-Nal-Fa-Eh” yang berarti ‘Catatan Perjalanan Ke Negeri Selatan’.

NAN = Selatan.
HAI = Negeri.
NAN-HAI = Negeri Selatan.

SELATAN = Selat-an.

Sebuah Daratan Besar yg ada di bagian SELATAN Pulau Jawa yg dipisahkan hanya oleh sebuah Selat kecil.

Wajarlah jika Seorang Penyair besar Portugis bernama Camoens, menyebut wilayah SELATAN Pulau Jawa dalam syairnya yang terkenal :

"Olha o Sunda tao larger, que huma banda Esconde pare o Sul difficultuoso..".

"Lihatlah Jawa sangat besar sampai kekuasaannya tak bertepi, ia memanjang terus ke SELATAN dengan bergelora.."

Dan bahkan Al-Kitab Perjanjian Baru pun menyebutkan adanya sosok Sang Ratu SELATAN (Queen of South) yg berasal dari ujung Bumi untuk mendengarkan Hikmah Raja SALOMO (Nabi SULAIMAN as),

“Pada waktu penghakiman, RATU dari SELATAN itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada SALOMO (Nabi Sulaiman)!" (Matius 12:42; Lukas 11:31).

🤔🤔🤔

Demikian dan Semoga Mendatangkan Manfaat dan Membuka Wawasan kita sebagai Bangsa yg pernah memiliki peradaban yg sangat maju di masa lampau.

Wallahu ‘alam.



⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️

Mengapa JAVA LA GRANDE hilang membekas tanpa jejak?

Ketika saya merenungi jawaban dari pertanyaan di atas, seketika di hadapan saya muncul petikan ‘Uga Wangsit Siliwangi’ yg pernah diucapkan oleh Prabu Siliwangi yg muncul seperti Running Text yg sedang berjalan dari kiri ke kanan namun berkilauan dengan cahaya.

Berikut petikan Uga Wangsit Siliwangi yg diperlihatkan kepada saya sebagai jawaban atas Misteri Menghilangnya Java La Grande.

“Perjalanan kita hanya sampai disini hari ini, walaupun kalian semua setia padaku! Tapi aku tidak boleh membawa kalian dalam masalah ini, membuat kalian susah, ikut merasakan miskin dan lapar. Kalian boleh memilih untuk hidup ke depan nanti, agar besok lusa, kalian hidup senang kaya raya dan bisa mendirikan lagi Pajajaran! Bukan Pajajaran saat ini tapi PAJAJARAN YANG BARU yang berdiri oleh perjalanan waktu! Pilih! aku tidak akan melarang, sebab untukku, tidak pantas jadi raja yang rakyatnya lapar dan miskin.”

“DENGARKAN! YANG INGIN TETAP IKUT DENGANKU, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE SELATAN! Yang ingin kembali lagi ke kota yang ditinggalkan, cepat memisahkan diri ke utara! Yang ingin berbakti kepada raja yang sedang berkuasa, cepat memisahkan diri ke timur! Yang tidak ingin ikut siapa-siapa, cepat memisahkan diri ke barat!”

Sang Guru (dalam tanda kutip) tiba-tiba berkata,

“Salam Wahai Anakku. Baca Ulang petikan Uga Wangsit Siliwangi yang ada di hadapanmu mulai dari kalimat ‘DENGARKAN’ sampai dengan kalimat ‘SELATAN’”.

Dan saya pun membaca ulang kembali petikan Uga Wangsit Siliwangi yg diperlihatkan di hadapan mata saya, dan saya pun membaca sesuai yg diperintahkan oleh Sang Guru.

“DENGARKAN! YANG INGIN TETAP IKUT DENGANKU, CEPAT MEMISAHKAN DIRI KE SELATAN!”

Tiba-tiba tubuh ini bergetar hebat dan seluruh bulu kuduk saya tegak seperti tersengat listrik tegangan tinggi. Dan secara spontan saya berucap:

“ALLAHU AKBAR. Inikah jawaban dari misteri JAVA LA GRANDE Yaa Rabb? ...... 😭😭😭

Sang Guru menjawab:

“Benar wahai anakku. Sang Prabu dan rakyatnya lah yang  menghilang ke Negeri Selatan di Bagian Selatan Pulau Jawa ini yang saat ini dikenal sebagai JAVA LA GRANDE. Sekarang kamu perhatikan baik-baik petikan Uga Wangsit Siliwangi yg selanjutnya.”

Dan saya pun mengikuti perintah dari Sang Guru. Dan tahu apa yang tampak di hadapan saya?

“Semenjak hari ini, PAJAJARAN hilang dari alam nyata. HILANG KOTANYA, HILANG NEGARANYA. PAJAJARAN TIDAK AKAN MENINGGALKAN JEJAK SELAIN NAMA untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang tertolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa ditemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong dan bahkan berlebihan kalau bicara.”

Sang Guru bertanya,

“Apa kamu paham apa yang dimaksud oleh Petikan Uga Wangsit Siliwangi yang terakhir?”

Saya menjawab sebisanya,

“Iya guru, sesungguhnya PAJAJARAN itulah yang disebut oleh Marcopolo sebagai TERRE de LUCACH dan disebut dalam Bahasa Perancis sebagai JAVA LE GRANDE. Pantas saja JAVA LA GRANDE hilang tak membekas tanpa satupun jejak selain hanya meninggalkan NAMA. Seluruh hilang bak ditelan bumi.”

Sang Guru berkata,

“Tepat sekali jawabanmu wahai anakku. Tapi janganlah pesimis. Bukankah dikatakan dalam Uga Wangsit Siliwangi bahwa PAJAJARAN kelak akan muncul kembali namun bukan sebagai PAJAJARAN LAMA, melainkan ia akan hadir sebagai NEGERI PAJAJARAN BARU yang berganti nama. Dan bukankah Uga Wangsit tersebut memberikan petunjuk untuk menelusuri jejaknya harus memakai dasar. Lakukanlah wahai anakku. Kamu pasti bisa.”

Saya menjawab:

“Saya benar-benar tidak paham Wahai Guru.”

Sang Guru kemudian tersenyum dan menjawab,

“Ketahuilah anakku bahwa yg dimaksud oleh Sang Prabu dengan kalimat ‘menelusurinya harus memakai dasar’ adalah telusuri melalui NAMA-nya. Bukankah dalam Al-Quran, NAMA itu disebut sebagai ‘ASMA’?Dan NAMA atau ASMA inilah yang menjadi pelajaran paling dasar yg diajarkan Allah kepada kakek buyutmu ADAM hingga membuat Malaikat pun tunduk kepada ADAM karena tidak mampu mengalahkan pengetahuan dasar tentang NAMA / ASMA yg diajarkan kepada ADAM”

Saya pun terdiam sambil mengkerutkan dahi tanda masih belum memahami apa yg dimaksud oleh Sang Guru.

Sang Guru memahami kebingunganku dan Sang Guru berkata,

“Anakku Gunakanlah ILMU GEMATRIA wahai anakku karena sesungguhnya ia adalah pengetahuan paling dasar yg diajarkan Allah kepada ADAM.”

Dan saya pun mulai menghitung Nilai Gematria dari NAMA “PAJAJARAN”.

PAJAJARAN = Pa-Ja-Ja-Ra-Na.

- Pa = FA = nilai gematria 80.
- Ja = JIM = nilai gematria 3.
- Ja = JIM = nilai gematria 3.
- Ra = RO = nilai gematria 200.
- Na = NUN = nilai gematria 50.

PAJAJARAN = Pa-Ja-Ja-Ra-Na = 80+3+3+200+50 = 336.

Sang Guru kemudian berkata,

“Sekarang konversi total nilai gematria tersebut kembali menjadi Aksara Arab atau Aksara Ibrani”

Dan saya pun mulai melakukan konversi Nilai Gematria 336 itu kembali menjadi Aksara.

336 = 300+30+6.

300 = Huruf SYIN atau SHIN.
30 = Huruf LAM atau LAMED.
6 = Huruf WAW atau VAV.

Sehingga 336 = 300+30+6 merupakaian rangkaian dari huruf “Syin-Lam-Waw” dan “Shin-Lamed-Vav”.

Setelah itu saya pun bertanya kepada Sang Guru,

“Wahai Guru, kira-kira NAMA apa yang dibentuk oleh rangkaian huruf tersebut?”

Sang Guru pun tersenyum dan menjawab,

“Rangkaian huruf-huruf Arab ‘Syin-Lam-Wa’ akan membentuk NAMA ‘SYALAWE’ sedangkan rangkaian huruf-huruf Ibrani ‘Shin-Lamed-Vav’ akan membentuk NAMA ‘SHILVA’.

Saya masih belum paham wahai Guru dengan maksud dari Nama-Nama Tersebut.

Sang Guru kembali tersenyum dan dengan sabar memberitahukan maksud dari nama-nama tersebut,

“Nama ‘SYALAWE’ merujuk kepada nama ‘SALAWE NAGARA’ yang disebutkan dalam ‘Amanat Buyut’ yang dikenal pula sebagai ‘Amanat Galunggung’ atau ‘Amanat Kanekes Baduy’ atau ‘Amanat Sanghyang Siksa Kandang Karesian’ dengan kalimat ‘PANCER SALAWE NAGARA’ yang maknanya adalah “Negara Salawe Pusat Peradaban Dunia” sedangkan nama ‘SHILVA’ dalam Bahasa Ibrani jika dibaca dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘SHILBA’ yg sama maknanya dengan kata ‘SHULBI’ di dalam Al-Quran yg bermakna “TULANG SULBI” yg terletak tepat di atas TULANG EKOR manusia”.

Saya pun kembali bertanya,

“Lantas apa maknanya wahai Guru?”

Sang Guru pun kembali menjawab,

“Ketahuilah wahai anakku bahwa baik nama ‘SALAWE NAGARA’ ataupun ‘SHILVA’ ataupun ‘SHULBI’ sesungguhnya ketiganya merupakan nama dari PAJAJARAN BARU kelak yg artinya adalah “NEGERI TULANG EKOR PANCER DUNIA”. Inilah yang dimaksud oleh Sang Prabu dengan kalimat “menelusuri dengan menggunakan dasar”. Bukankah TULANG SHULBI dan TULANG EKOR adalah bagian paling dasar dari tubuh manusia yg tidak akan pernah musnah meskipun dikubur di dalam tanah jutaan tahun ataupun dibakar di dalam api jutaan derajat. Dan kelak dari tulang dasar inilah seluruh manusia akan dibangkitkan. Tugasmu sekarang adalah telusuri jejak PAJAJARAN di JAVA LA GRANDE menggunakan DIAGRAM TULANG EKOR yg pernah saya ajarkan kepadamu dan kuberi nama sebagai DIAGRAM JABAL NUR.”

Dan kemudian Sang Guru pun pamit dan menghilang dari hadapan, sementara saya masih duduk terdiam terfana memikirkan penjelasan terakhir Sang Guru.

PAJAJARAN BARU adalah ‘PANCER SALAWE NAGARA’ atau ‘NEGERI TULANG EKOR’ yg kelak menjadi Pusat Peradaban Dunia di Akhir Zaman.

ALLAHU AKBAR. 😭😭😭

Mari Kita VIRALKAN Wahai Saudara Nusantaraku ... 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

.......
[23/5 21:50] PPN 1 Mamak Sewulan/M Baidowi: Perhatikan apakah ini sebuah KEBETULAN atau BUKAN itu terserah cara pandang anda...

Kode Negeri SABA:

5 --> S
4--> A
3--> B
4--> A

Perhatikan kode nomor surat dan jumlah ayat dari Surat SABA.

Nomor Surat = 34.
Jumlah ayat = 54.

Keterpasangan antara Jumlah ayat dan Nomor surat menjadi:

54-34 —> SABA.

Dan 5434 = 19 x 286.

Dengan menganggap kode bilangan ‘19’ sebagai sebuah bilangan konstanta ‘kripto 19’ maka dalam Kode Negeri SABA ‘5434’ kita mendapatkan kode sandi baru yakni bilangan ‘286’.

Ada apa dengan bilangan ‘286’ ..?

Ternyata ‘286’ adalah jumlah ayat dari surat terpanjang dalam Al-Quran yakni Surat AL-BAQARAH yang berarti “SAPI BETINA”.

Dan dalam Buku “Sejarah Kawitane Wong Kanung Lan Wong Jawa” yg disebut oleh Prof. Slamet Muljana sebagai ‘BUKU KANUNG’ disebutkan bahwa asal nama Pulau JAWA berasal dari kata ‘JAWI’ yg berarti “BANTENG BETINA”.

👉 BANTENG BETINA = SAPI BETINA.

👉 AL-BAQARAH = JAWI = PULAU JAWA.

👉 PULAU JAWA disebut juga PULAU NANDI yakni PULAU LEMBU.

Kemudian Marcopolo menyebut PULAU JAWA sebagai JAVA MINOR dan JAVA LA GRANDE sebagai JAVA MAJOR.

👉 JAVA MINOR = PULAU JAWA = PULAU LEMBU.

👉 JAVA MAJOR = PULAU JAVA LA GRANDE = PULAU LEMBU BESAR = PULAU LEMBU RAYA.

LEMBU RAYA = LEMBU-RIA = LEMURIA.

Apakah ini sebuah kebetulan Kang Asep Tutuy Turyana, Kang Yendi El Muneer dan Gus Mamak Sewulan..?
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar