--> Skip to main content

IMAM ALI ZAINAL ABIDIN

Kemuliaan Akhlak Imam Ali Zainal Abidin (Cicit Rasulullah Saw)


Dikisahkan, beberapa waktu setelah tragedi Karbala, Yazid bin Muawiyah memerintahkan eksekusi terhadap beberapa orang jenderal karena adanya masalah. Salah satunya adalah lelaki yang dulu terlibat dalam pembantaian di Karbala.


Karena merasa terancam, akhirnya lelaki itu melarikan diri ke Madinah. Di sana ia menyembunyikan identitasnya dan tinggal di kediaman Imam Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah Saw yang selamat dari pembantaian di Karbala.

Di rumah itulah, lelaki itu betul-betul disambut dengan baik dan disuguhi jamuan yang layak dalam waktu tiga hari. Setelah tiga hari, lelaki pembantai di Karbala itu pun berpamitan akan pergi.

Mengetahui tamunya akan pergi, Imam Ali Zainal Abidin segera memenuhi kantong kuda lelaki itu dengan berbagai macam bekal, air dan makanan.

Lelaki itu pun duduk di atas pelana kudanya, namun ia tak kuasa beranjak, karena ia terharu atas kebaikan sikap Imam Ali Zainal Abidin, ia merasa bersalah karena tuan rumah tak mengenali siapa dia sebenarnya.

"Kenapa engkau tak beranjak...?" Tegur Imam Ali Zainal Abidin.

Lelaki itu diam sejenak, lalu ia menyahut, "Apakah engkau tidak mengenaliku, Tuan ?"

Cicit Rasulullah Saw itu pun menjawab, "Aku mengenalimu sejak kejadian di Karbala."



Lelaki itu pun terdiam dan tertegun. Akhirnya ia memberanikan diri bertanya, "Kalau memang engkau sudah mengenaliku, mengapa engkau masih mau menerima dan menjamuku sedemikian rupa, Tuan?"

Imam Ali Zainal Abidin yang dikenal sebagai _"As-Sajjad"_ (orang yang banyak bersujud), menjawab:


  "DULU PEMBANTAIAN DI KARBALA ADALAHAKHLAKMU, SEDANGKAN INI (MEMULIAKAN TAMU) ADALAH AKHLAK KAMI, ITULAH KALIAN DAN INILAH KAMI"

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar